Di ujung meja, Hans duduk dengan sikap santai setelah memasukkan suapan terakhirnya dan mengunyah pelan. Dia meneguk air minum dengan rasa puas. “Aku masih nggak nyangka,” katanya sambil tersenyum lebar ke arah Lyora, lalu menoleh pada Kayla. “Tiga calon bayi dalam keluarga kita, Kay. Allah memang baik sekali.” Kayla tersenyum, bibirnya melengkung sempurna, tapi jemarinya yang berada di pangkuan menggenggam erat serbet makanannya. Sambil menatap kakak iparnya yang mengelus perutnya dengan penuh kasih, Lyora berkata, “Kebahagiaan ini kayak mimpi, ya. Aku harap semuanya lancar sampai nanti.” “Pasti lancar,” jawab Kayla cepat sambil tetap tersenyum, suaranya mantap saat melanjutkan, “Kita semua sudah menunggu lama momen ini.” Namun di balik senyum itu, ada desakan sakit di bagian bawah

