Fabian melangkah mendekat, wajahnya menegang. "Berani kamu—" "Coba aja," potong Talita cepat. "Kita lihat siapa yang akan benar-benar kehilangan segalanya." Mata mereka terkunci satu sama lain. Dua pecundang yang saling menjebak dalam perang dingin, saling mengancam, tapi juga saling terikat dalam aib dan ambisi gelap. Fabian mundur selangkah, nafasnya memburu. "Jangan coba-coba cari masalah, Talita. Aku serius." "Dan aku juga," jawab Talita pelan namun mantap. "Jangan mengira aku akan menghilang begitu saja dari hidupmu." Talita berdiri di sisi meja makan, tubuhnya gemetar menahan emosi. Sementara Fabian menatapnya dari dekat jendela, wajahnya tak kalah kusut dari perasaannya. "Kalau saja kamu nggak mulai goda aku malam itu, semua ini nggak akan terjadi!" tuding Fabian, suaranya

