Wira menatap Lyora dari seberang meja dengan tatapa lembut. Senyum kecil di bibirnya sempurna menyembunyikan sedikit perih itu jauh di dalam hatinya. Dia sudah terlalu lama meninggalkan Lyora. Empat belas tahun bukan waktu yang singkat. Seseorang bisa berubah dalam waktu selama itu. Enam tahun Lyora menjalin hubungan dengan pria bernama Fabian itu. Mungkin pria itu cinta pertamanya. Tentu saja akan sulit melupakan kenyataan pahit yang terjadi ketika hanya beberapa hari lagi mereka akan menikah. “Aku minta maaf kalau mengecewakanmu,” Suara lirih Lyora mengusik pikiran Wira. “Eh, jangan berkata begitu. Aku memutuskan menikah denganmu tanpa ekspektasi muluk-muluk, Lyora. Aku mengerti situasi yang kamu hadapi.” ujar Wira cepat. Dia sungguh tak menyangka Lyora akan meminta maaf padanya.