Lyora menatapnya dengan senyum menyudut yang penuh arti, namun ia tahu bahwa suaminya serius. Jadi dia tidak menolak, walaupun dia belum mengobrol dengan teman baik Wira lainnya. Tak lama kemudian, Wira berpamitan pada beberapa teman dekatnya. Mereka mulai berjalan keluar dari restoran mewah itu. Baru saja mereka melewati pintu, suara teman pria Wira yang duduk di dekat bar terdengar nyaring di tengah musik yang masih mengalun. “Wira! Masih pengantin baru, ya?” seru pria itu sambil terkekeh, disusul derai tawa beberapa orang. Wira menoleh sambil tersenyum santai. “Namanya juga fase bulan madu nggak habis-habis,” jawabnya cepat, lalu melingkarkan tangan di pinggang Lyora dan membimbingnya ke lift. Mengabaikan suitan menggoda teman-temannya. Begitu pintu lift tertutup dan mereka berdi

