Pagi menjelang dengan langit cerah keperakan, menyapu wajah kota Jakarta yang mulai ramai oleh kendaraan dan langkah-langkah terburu. Di dalam mobil mewah berwarna hitam yang melaju di jalan protokol, Wira mengemudi dengan tenang, tangan kanannya menggenggam setir dengan santai, sementara tangan kirinya sesekali menekan tombol-tombol di layar sentuh dashboard untuk mengganti lagu. Musik jazz lembut mengalun pelan, membungkus ruang kabin dengan atmosfer damai. Di kursi penumpang, Lyora duduk dengan anggun, mengenakan blus satin berwarna biru muda dan rok pensil hitam yang rapi. Rambutnya disisir rapi dan diikat rendah, menyisakan beberapa helai yang jatuh alami di sisi wajahnya. Matanya memandang ke luar jendela, menikmati pemandangan kota yang berganti dengan cepat. “Mas,” suara Lyor

