Lyora melirik ke arah piring suaminya dan mengambil sepotong cumi dari sana. "Aku ambil ini ya. Cuma buat nambah rasa." Wira terkekeh. "Iya, ambil aja, sayang. Kalau kamu suka, kita bisa pesan lagi." "Bisa cepat gembul aku kalau makan terus bareng kamu, Mas," jawab Lyora, pura-pura serius. “Nggak apa-apa. Itu tanda istri bahagia yang disayang suami,” Mereka tertawa bersama, dan di antara gurauan ringan, hati mereka terasa semakin melekat. Tidak ada kata-kata cinta yang dilontarkan secara gamblang, tetapi setiap tatapan, setiap tawa yang dibagikan, dan setiap sendok makanan yang saling disuapkan, menjadi bahasa kasih yang lebih dalam dari sekadar kalimat manis. Wira memperhatikan Lyora dengan pandangan hangat. "Kamu tahu," katanya pelan, "melihat kamu menikmati makanan kayak gini, rasa

