Bab 92 Kehilangan Jejak

1787 Kata

Sejenak, waktu seolah membeku. Tatapan Taksa kosong. Nafasnya terhenti, sebelum akhirnya menghela panjang dan berat. Tangannya yang terikat borgol mengepal di atas paha. “Kapan?” tanyanya lirih, namun sarat dengan bara. “Besok pagi, kalau tidak dicegah. Kami dapat informasi bahwa dia memesan tiket penerbangan dini hari ke Zurich. Langsung.” Taksa tertawa pelan. Tawa getir yang menggema di sela-sela suara rantai, derit pintu sel, dan jeruji besi. “Sialan itu benar-benar tikus got... Dia benar-benar meninggalkan kapal yang karam.” Pengacaranya menunduk, tak bisa menyembunyikan rasa iba. Taksa membuang napasnya kasar. Ia bersandar ke dinding, memejamkan mata sejenak. “Aku membesarkannya. Mengajarinya. Memberinya kursi di sisiku. Dan dia malah menginjakku saat aku jatuh.” Matanya terbuka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN