Ia melihat sesuatu di balik tatapan Lyora—bukan sekadar malu biasa. Ada kekakuan, ada jengah yang berusaha disembunyikan dengan cara menunduk dan menyibukkan diri sendiri. Dan Wira tahu persis penyebabnya. ‘Pasti gara-gara aku beresin kopernya tadi,’ batinnya, menyesal setengah mati. Dia menghela napas pelan, menyandarkan punggungnya. Tatapannya jatuh pada wajah Lyora, lalu turun ke jari-jarinya yang tak henti memainkan ritsleting bantal. Salah satu hal yang paling bikin cewek risih, apalagi cewek seanggun Lyora, adalah tahu pakaian dalamnya dipegang orang lain... bahkan walau itu suaminya sendiri. Wira menggigit bibir bawahnya, lalu bangkit dan berjalan perlahan mendekat. Ia berhenti tepat di hadapan Lyora yang masih terlihat berusaha tenang. “Ly...” Lyora menoleh dengan cepat, sedi