Sebelum melihatnya, Jenia sudah membayangkan seorang pasien yang sangat ringkih terbaring di ranjang ruang ICU. Dia malah berpikir, kemungkinan mereka akan mendapati Melisa kembali tidak sadarkan diri, mengingat kepanikan dan nada mendesak dalam suara perawat tadi di telepon. Tapi, wanita yang terbaring di atas ranjang itu justru terlihat baik-baik saja. Apakah Melisa dan perawat itu sudah bekerja sama? Jenia berdiri di samping alat monitor jantung dengan kedua tangan bersedekap. Tidak ada tanda-tanda gangguan jantung yang perlu dikhawatirkan. Dia semakin yakin dengan dugaannya. Wanita ini sedang merencanakan sesuatu, dan Farlan adalah targetnya. Dan sayangnya Farlan terlalu baik hati untuk menangkap sinyal jahat di mata wanita itu. Jenia diam diam mengepalkan tangannya. Langkah Jenia

