Pagi itu, di rumah megah keluarga Dirgantara, aroma melati dan mawar segar menyeruak dari setiap sudut ruang tengah yang telah disiapkan untuk acara akad dengan dekorasi bernuansa putih, hijau dan emas. Nuansa hangat matahari pagi menyelinap melalui tirai tipis yang dibiarkan terbuka, memantulkan kilau lembut di lantai marmer dan pada ornamen-ornamen kristal yang menggantung di langit-langit. Kursi-kursi tamu tersusun rapi, dipenuhi keluarga, sahabat, dan kolega penting yang hadir dengan busana terbaik mereka. Namun semua mata tertuju pada dua sosok yang kini duduk berdampingan di hadapan penghulu. Lyora—duduk dengan tenang namun wajahnya memancarkan ribuan emosi yang tak mampu diucapkan. Kebaya putih tulang yang membalut tubuhnya begitu anggun, dengan bordiran tipis membentuk siluet b