Fabian segera menghampiri. “Lyora…” “Ini kantor. Jangan buat keributan di sini,” ujar Lyora pelan, namun suaranya cukup tajam untuk membuat Fabian berhenti mendekat. Fabian menghela napas, berusaha menenangkan dirinya. “Sayang, tolong beri aku kesempatan.” Fabian kembali memohon. Dia tidak menggubris penolakan Lyora yang sangat jelas terbaca dari gesturnya. Lyora menyilangkan tangan di depan d**a, menjaga jarak. Sikap diamnya membuat Fabian gelisah. “Aku tahu aku salah besar,” ucap Fabian cepat, nadanya cemas. “Tapi aku mohon, sayang… berikan aku kesempatan. Kita bisa memperbaikinya. Aku bersedia memulai dari nol. Apa pun yang kamu mau—aku akan lakukan.” Lyora bergeming. Terlalu lelah untuk meladeni kata-kata yang tak lagi berarti itu. Fabian menatapnya, putus asa. “Aku menyesal. San