Lyora menggeliat pelan, seperti tarian kelopak bunga yang terbuka saat matahari pertama menyentuh permukaannya. Ia memeluk Wira erat, menguatkan diri saat rasa yang tak dikenal itu menerjang, mengalir dari dasar tubuhnya hingga ke seluruh sarafnya. Ia tak lagi mampu menyembunyikan erangan bahagia yang lolos dari bibirnya. Gelinjang tubuh Lyora menandakan istrinya itu sudah mencapai puncak kenikmatannya. Wira mencium sudut bibir Lyora dengan gemetar. Gerakannya semakin dalam, semakin intens, hingga akhirnya ledakan rasa yang tertahan itu pun tak bisa dibendung lagi. Ia menahan tubuh Lyora dalam dekap erat ketika gelombang kenikmatan itu mencapai puncaknya. Tubuhnya bergetar hebat dengan desahan tertahan. Dia memeluk istrinya erat. Hanya suara napas yang tersisa. Lembut. Teratur. Saling m