Wira terkekeh kecil. “Mungkin karena kamu belum sadar seberapa cantiknya kamu dalam pandanganku.” “Lebay..” Lyora merengut malu. Wira kembali tertawa, menikmati semburat merah yang membuat wajah istrinya semakin menggemaskan. Tidak tega menggodanya lama-lama. “Kamu tahu,” ujar Wira pelan, “malam seperti ini, bisa berdiri di sini bareng kamu, itu lebih dari cukup buatku.” Lyora menoleh pelan, menatap pria di sampingnya. Tatapan itu dalam dan lembut, seolah menyentuh lapisan-lapisan hatinya yang dulu pernah rapuh. “Aku... masih merasa seperti mimpi. Kita di sini, bersama, menikah. Tapi rasanya baru kemarin aku ngerasa semua hidupku runtuh.” Wira balas menatap Lyora serius. “Karena kamu terlalu kuat, Ly. Bahkan saat kamu nyaris hancur, kamu tetap bisa bangkit. Dan sekarang, kamu nggak s