“Tentu saja kau bisa memegang janjiku, selama kau memenuhi keinginanku.” Pria itu mengangguk puas, lalu meraih gelas kopinya, menyesap santai. Senyumnya semakin lebar, seolah baru saja memastikan bidak barunya siap dimainkan. Melisa tersenyum puas. Dia tentu saja akan menuruti permintaan pria itu. Kalau melalui jadwal terbang dengan group Farlan masih butuh usaha lagi dan waktunya lebih lama, dia akan mencoba cara lain. Belum lama ini, seorang teman lama yang juga merupakan teman Farlan memberitahu kalau keluarga Farlan akan menyelenggarakan pesta di sebuah hotel. Tentu saja hanya orang-orang yang berhubungan dekat dengan keluarga itu yang akan diundang. Melisa tidak termasuk. Tapi dia bisa membuat dirinya masuk dalam daftar tamu undangan itu, selama pria gemuk itu membantunya. Dia s

