Bab ini berisi konten dewasa yang cukup eksplisit. Bisa diskip untuk yang tidak suka. “Auw!” Talita memekik kecil sambil meringis. Rivaldi mengangkatnya dengan mudah, mendudukkan Talita di atas meja dengan kasar hingga menimbulkan sedikit rasa sakit di bokongnya. Tangan pria itu tergesa menyentuh tubuhnya di tempat-tempat sensitif sambil tatapannya tidak lepas dari mata Talita. “Buka gaunmu!” perintahnya datar, nyaris dingin. Talita menatapnya, sedikit terkejut. Ini lebih kasar dari biasanya. "Aku datang untuk memenuhi keinginanmu, tolong jangan terlalu kasar,” bisik Talita dengan nada khawatir, mengingat janin dalam kandungannya. Rivaldi berbalik dengan mata menyala penuh gairah dan kemarahan. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menarik Talita lebih dekat dan mencium bibirnya deng

