Bab 89 Dibuang

1953 Kata

Talita duduk meringkuk di sofa, di sudut apartemen sepupunya yang sempit dan pengap, hanya ditemani cahaya redup dari lampu gantung tua yang menggantung di atas meja makan kecil. Tubuhnya gemetar, bukan karena dingin, melainkan karena keputusasaan yang menggerogoti sedikit demi sedikit sisa harga dirinya. “Jangan pernah menggangguku lagi Talita! Aku sudah katakan berkali-kali. Aku nggak peduli lagi, terserah apa yang mau kamu lakukan. Anak itu bukan anakku. Aku sudah mengakui semua kebohonganku pada Lyora, jadi jangan berpikir kamu bisa menggunakan itu untuk terus mengancamku. Seharusnya kamu bertobat, dan meminta maaf. Kalau kamu terus mencari masalah dengan Lyora, kamu yang akan menyesal. Keluarga Dirgantara nggak seremeh yang kamu pikirkan.” Di puncak keputusasaannya, Talita mencoba m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN