Bab 140 Provokasi Alya

1835 Kata

Ada sesuatu yang menghangat di d**a Hans. Senyum yang jarang muncul belakangan ini akhirnya benar-benar merekah. Ia duduk di tepi ranjang, menatap gambar itu lama. “Dimas, kamu tahu nggak? Gambar ini bikin aku senang sekali.” Suaranya serak, penuh emosi yang tertahan. “Terima kasih.” Dimas mengangguk mantap. “Jangan sedih dan murung lagi ya, Oom. Kalau Oom dokter sedih, nanti aku juga ikutan sedih.” Hans tercekat. Kata-kata sederhana itu seperti menembus dinding yang selama ini ia bangun. Ia menunduk, menatap bocah itu penuh kasih. “Baiklah. Mulai sekarang, aku janji di depanmu, aku nggak akan kelihatan sedih lagi. Aku harus kuat, supaya kamu juga kuat, ya?” “Janji?” tanya Dimas sambil mengangkat kelingking kecilnya. Hans menahan senyum haru, lalu menyambungkan kelingkingnya. “Janji.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN