Lyora turun dari ranjang dan melangkah pelan ke kamar mandi, walaupun tidak terdengar suara apa-apa. Lyora memanggil pelan, “Mas.. Mas Wira..” Tidak ada sahutan. Dia memutar handel dan mendorong pintu terbuka. Kosong. Hanya sepi yang menyambutnya di sana. Tidak ada jejak Wira. Lyora menghela napas. Entah kenapa, ketidakhadiran Wira membuatnya merasa… kosong. Padahal baru sebentar. Tapi kamar ini terasa terlalu sepi tanpa langkah lembut Wira, tanpa suara seraknya saat mengucapkan “selamat pagi” dengan senyum mengantuknya itu. ‘Apa aku… mulai terbiasa dengannya?’ batinnya bertanya, nyaris tak percaya dengan dirinya sendiri. Dia teringat semalam, interaksi terakhir mereka. Mungkinkah Wira meninggalkan tempat tidur sebelum dia bangun karena kecewa padanya? Langkah kaki Lyora pelan m