“Tidak! Omong kosong apa yang sedang kalian bicarakan? Saya tidak mengerti—” Petugas memotong kata-kata Taksa, “Maaf, Pak Taksa, Anda bisa memberikan penjelasan di kantor.” Polisi itu berbicara tegas. “Kami memiliki surat perintah penjemputan atas nama Anda terkait penyelidikan tindak pidana pencucian uang, manipulasi pajak, penggelapan dana investasi dan beberapa pelanggaran lainnya.” Rivaldi melangkah maju dengan wajah pucat pasi. “Tunggu… tunggu. Ini kesalahan. Taksa nggak pernah—” “Diam, Val,” potong Taksa, suaranya pelan tapi bergetar. “Tunjukkan suratnya.” Petugas menyerahkan lembaran itu. Mata Taksa menyusuri baris demi baris huruf seperti sedang membaca vonis kematian. Nama lengkapnya tercetak jelas. Tuduhan tertulis tegas. Pasal-pasal mengintai seperti jerat yang sudah lama di

