Mereka mulai menikmati sarapan. Roti panggang, telur rebus, buah segar, dan jus jeruk memenuhi meja mereka. Di luar, matahari mulai naik, menciptakan semburat cahaya hangat di balik kaca restoran. Hari baru telah dimulai, dan bagi Lyora serta Wira, ini adalah hari pertama mereka sebagai pasangan suami istri. Suasana meja sarapan terasa hangat. Gelak tawa, suara sendok yang bersentuhan dengan piring porselen, dan celoteh si kembar menambah semarak pagi itu. Lyora duduk di antara ibunya dan Wira, masih dengan rona cerah yang belum benar-benar pudar sejak malam pernikahan mereka. Wira menyuap potongan roti lapis telur, sementara Lyora dengan hati-hati mengaduk teh hijaunya. Sesekali, pandangan mereka bertemu dan hanya dibalas senyum kecil—ringan, tapi cukup membuat jantung Lyora berdebar.