“Maaf ya, Mbak,” ujar Calista sambil tertawa. “Aku kangen banget sama Mas Wira, tapi ternyata kalian lagi candlelight dinner. Waduh, nggak sengaja merusak momen romantis deh!” Lyora membuka mulut, lalu tertawa kecil—canggung, malu, tapi juga lega. “Halo, Calista,” ucapnya pelan sambil tersenyum. Wajahnya memanas. Wira mengedipkan mata nakal ke arah istrinya. “Tuh kan, aku bilang juga jangan ganggu. Nanti Mbak Lyora cemburu loh,” godanya, separuh bercanda, separuh penuh makna. Lyora menatap Wira sekilas. “Aku... nggak cemburu...” suaranya nyaris tak terdengar. Tapi rona merah yang menjalari pipinya sudah cukup menjelaskan segalanya. Setelah berbicara sebentar dengan Calista, Wira mengakhiri panggilan dan meletakkan ponselnya di atas meja. Lalu sambil bersandar di kursi, dia menatap Ly