“Dari dulu lo punya segalanya, tapi lo memilih untuk mengacaukan hidup lo melalui gue. Did I do something wrong to you?” tanyaku lagi. Aku tidak menyukainya. Ya, aku sadar jika aku bukanlah malaikat. Namun, mengingat betapa ia bersusah-payah untuk meremukkanku, jujur saja itu mengusik kewarasanku. She did a lot of things untuk menormalkan hidupnya. Tapi, hanya karena aku, Shanna menghancurkan semua pencapaiannya. Konyol kan? “First time I saw you, gue kagum banget, Sha. Lo anak baru, cantik, modis, dan langsung disukai semua orang.” Tanganku terkepal erat. “Hari yang sama, gue ingin mencoba berteman. Bukan hanya dengan lo, tapi sama semuanya. Tapi, sikap lo justru ….” “Lo ngga tau apa-apa tentang gue!” ujarnya, sengit. “Karena gue ngga tau makanya gue ke sini, Sha! Gue bukan Rain yang