EXTRA PART:02-SURAT CINTA

2374 Kata

“Teteh Ruchi, Aa, Mas? Nao coming home.” “Assalammu’alaikum dong,” ujar Rain. Bukannya mengucap salam, Nao justru menjawab salam ayahnya dengan logat cadel khas anak-anak. Nao memang sudah lancar bicara, kebanyakan kata ia ucapkan dengan baik, hanya kata-kata dengan artikulasi yang sulit ditiru atau terlampau panjang yang masih kesulitan ia ikuti. “Eh, Abang Agha di sini juga?” tegurku saat mendapati bocah berumur empat tahun yang berlari mendekati kami. Di belakangnya Razka, Razky dan Ruchi menyusul. Aku dan Rain bersimpuh, memeluk keempatnya – plus satu karena Naomi tak akan mau kalah – beberapa langkah dari batas foyer. Mas Rio yang membukakan pintu diam saja di belakang kami, memberi waktu. “Abang Agha sampai sini kapan?” tanyaku pada Papa Gi versi mini itu. “Agha nginap,” jawabny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN