“Berarti adil ya Papito?” tanya Razka. Aku mengerutkan kening, mencoba meramalkan maksud pertanyaan another sulung Purwadinata kesayangan kami itu. “Naon yang adil, A?” balas suamiku. Ia baru selesai mengantikan popok Naomi dan mengangkat bayi kami ke gendongannya. “Cowoknya tiga, ceweknya juga tiga,” jelas Razka. “Iya lho, adil!” seru Razky. Keduanya mengekori Rain. Saat Rain duduk di sofa, si kembar mengapitnya. “Kan cowoknya ada Mas Gala, Aa Razka, terus Mas Razky nih,” sambung Razky. “Ceweknya Teteh Qia, Ruchi, and Naomi!” timpal Razka. “Adik Eira teu dihitung!” sahut Rain. "Oh iya, lupa!" timpal Razky. "Berarti cowoknya kurang satu ya?" Rain menanggapi dengan kekehan. “Aa Razka mau pangku adik Naomi dong, Papito,” pinta Razka kemudian. “Mas Razky juga.” Kembarannya tak mau