Istri gue dibantu mengganti baju dengan kimono pasien, dinaikkan ke bed bersalin, lalu perawat dan bidan bergerak cepat. Perawat memeriksa kondisi janin kami, sementara bidan mengecek bukaan. Gue duduk di samping Zia, harap-harap cemas. “Bukaan lima ya, Mamita,” ujar Emma – sang bidan. “Air ketubannya gimana, Teh?” tanya Zia. “dr. Mayni lagi ke sini, Mi. Nanti dicek sambil usg.” “Oke.” Sekitar 40-menit kemudian, dr. Mayni akhirnya tiba. Beliau langsung duduk di depan instrumen sonografi, kemudian bersiap untuk memeriksa kandungan istri gue. Saat transducer mulai berjalan di permukaan perut, gue dan Zia turut menyaksikan interpretasi di layar monitor. “Sakit ya Mamita?” tanya dr. Mayni. “Iya, Dok. Banget,” rintih Zia. “Iya nih. Kuat kontraksinya. Pertanda bagus kok. InshaaAllah n