Ini pertama kalinya gue mengepalai pembedahan, tentu saja diawasi konsulen gue – dr. Erlan. Finally, rasanya campur aduk banget. Ya tegang, tapi juga bersemangat. Lampu bedah memancarkan cahaya terang, fokus menerangi area dad4 pasien yang tengah gue bedah. Sementara dr. Erlan berdiri di depan gue, menjadi supervisor sekaligus asisten utama. Beliau memastikan operasi berjalan sesuai dengan prosedur juga memerhatikan setiap gerakan tangan gue dengan cermat. “Suction,” ujar gue. Konsulen gue mengambil poole suction canule yang disodorkan perawat lalu dengan hati-hati menyingkirkan sisa darah yang menghalangi pandangan gue. Suara mendesis halus terdengar saat darah yang tersisa di area bedah terhisap, memberi titik pandang yang lebih jelas terhadap organ yang sedang kami tangani. Dr. Erlan