“Beneran nyusul ya, bear?” “Iya, bee. Lagian masih nunggu Vienna. Dion baru balik katanya, mau tidur sebentar baru jalan. Aku baru pesan asinan juga, belum sampai.” “Oke.” Gue memeluknya, menciumi seluruh wajahnya sebelum berakhir kissing sebentar. Rutinitas biasa setiap kali mau ninggalin rumah. Pas pelukan terurai, Naomi lagi dalam posisi mau merangkak, tubuh mungilnya bergoyang maju mundur. Gue lihatin dulu kan, mau ngapain coba ini bayi. Eh terus, lama-lama goyangannya makin pelan, makin condong ke belakang, lalu … duduk dengan pegangan ke lantai dengan posisi kaki letter W. “Tatatata,” ocehnya. Zia dan gue menahan napas, saling bertukar pandang penuh harap. Naomi ragu sejenak, wajahnya penuh konsentrasi saat ia mencoba mengatur posisi kaki kirinya, lalu kaki kanannya menyusul. Di