115:ZIA-PERUBAHAN

1730 Kata

“Kok lo balik sendiri, Mbak?” Aku menatap ke playground yang kini dipadati anak-anak kami, memerhatikan keceriaan di sana untuk sejenak. Mungkin Naomi masih terlalu kecil untuk mencerna keramaian yang tiba-tiba. Rain bilang, tidurnya lelap dan belum lama terbangun saat aku tiba – di mana saat itu kafe sudah hampir penuh. “Naomi kaget bangun-bangun rame,” jawabku atas pertanyaan Yuna. Teteh Reina malah tergelak. “Fix kayak Papito.” “Tadi Rain juga bilang gitu, Teh. Jangan-jangan introvert ceunah.” “Ngga apa-apa. Introvert atau extrovert sama-sama hebat. Hanya cara mendekati dan memotivasinya yang beda,” sambar Mas Rio yang pindah duduk ke samping Teteh, membawa Ruchi yang tertidur lelap dalam gendongannya. “Terus, ngapain di villa? Tidur?” “Henteu, Mas. Main. Baru juga jam delapan. Na

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN