“Mending kamu berhenti kerja deh.” Sebuah caffe yang tak jauh dari mall menjadi pilihan Vasco untuk mengajak Sherina makan siang. Sheina membuang nafas melalui mulut. Menatap wajah tampan yang sekarang terlihat kesal karna cemburu. “Aku butuh kerja, Vas. Aku nyaman bekerja disana. Nggak gampang lho, nyari kerjaan yang bisa bikin kita nyaman dan cocok.” “Ck! Nyaman karna banyak cowok yang ngelirik kamu.” Sahut Vasco dengan muka kesal. Sherina meraih tangan Vasco, menggenggam tangan itu. “Yang penting kan aku enggak ngelirik mereka.” “Yaang, aku nggak suka kamu dilirik cowok lain. Kamu itu udah jadi pacarku. Jadi—“ “Jadi aku harus karungin mukaku biar mereka enggak bisa liat aku?” memotong kata-kata Vasco yang mulai posesifnya. “Aku serius. Lelaki itu suka sama kamu.” “Yang penting k