Wajah Vasco menegang, menggenggam ponsel erat dengan tangan melemas yang perlahan turun. Tatapan kesal ke Bobby kali ini berubah kosong tanpa kedip sedikitpun. “Ada apa, Vas?” tanya Bobby penasaran. Vasco kembali menghela nafas. “Papa Burhan meninggal.” Jawabnya lemah. Segera ia menyambar jaket dan kunci motor. Tak lagi mempedulikan Bobby, ia melangkah keluar dari ruang direktur utama dengan cepat. “Tuan muda, anda mau pergi kemana? Setengah jam lagi tamu kita dari korea akan tiba.” Roger mengekor langkah cepat Vasco. “Urus aja. Aku harus kerumah sakit. Sherina butuh aku.” Jawabnya. Berdiri didepan pintu lift, menanti lift terbuka. “Memang apa yang sudah terjadi, tuan?” “Papa Burhan meninggal.” Jawab Vasco tanpa menoleh sedikitpun. Ia melangkah masuk begitu pintu terbuka. “Kamu hand