Tok! Tok! Tok! Ketukan pintu yang membuat Sherina menghentikan aktivitas. Segera meletakkan pisau dan wortel, gegas menuju pintu depan. Ceklek! Mata bulat Sherina membulat saat melihat siapa yang datang. Roger tersenyum ramah, sedangkan Vasco memilih diam menatap kelain arah. “Nggak nyuruh masuk?” Sewot Vasco. Sherina tersenyum dengan beberapa kali mengerjap. Sangat terkejut karna Vasco memutuskan untuk tinggal dirumah papanya. “Masuk, om.” Suruhnya kemudian. “Terima kasih, nona.” Roger menundukkan sedikit kepala, lalu mendorong kursi roda. “Saya ambil koper tuan muda dulu.” Sherina ngangguk, lalu menatap Vasco yang menelisih kesetiap sudut ruangan. “Kamu pakai kamar tamu yah. Nanti aku beresin dulu. Soalnya lama nggak kepakai.” “Ada hantunya nggak, yaang?” Sherina mengerutkan d