“Udah, aku udah kenyang, Vas.” Tolak Sherina saat Vasco kembali menyodorkan sesendok nasi ke mulutnya. Menghela nafas dengan menaruh sendok kembali ke mangkuk. “Baru juga separuh, yaang.” Sherina cemberut, meneguk teh hangat yang disediakan oleh pihak rumah sakit. “Kamu nggak tau. Itu makanan rasanya nggak enak.” “Ya jelas aku nggak tau lah. Orang aku nggak ikutan makan.” Kembali menaruh mangkuk diatas meja. Mengambilkan tissu, untuk kemudian mengelap bibir kekasihnya itu agar tak belepotan. Membuat Sherina tersenyum bahagia. Ya, cukup bahagia diperlakukan begitu special. “Kamu ... seminggu ini nemenin aku terus. Enggak kerja?” Vasco mengalihkan pandangan, lalu menunduk dengan ekspresi mencurigakan. Membuat Sherina awas menatapnya. “Vas, ada apa? Ada masalah?” tanyanya penasaran. Me