Vasco menatap Juan penuh amarah, kedua tangan terkepal dengan rahang yang mengeras. Ia ingat, tujuannya pergi ke rumah itu. sampai akhirnya harus adu jotos dengan Andra, lalu berguling bersama-sama dan tak sadarkan diri. “Ngapain lo kesini?” suara meninggi dengan kilat kemarahan tertuju pada Juan. “Jenguk gue. Dia temen gue.” Sahut Andra sedikit melirik Vasco. Vasco tersenyum miring. “Lupa. Lo kan yang udah jual Sherina ke dia.” Lalu menatap Sherina yang hanya diam. “Yaang, udah tau kek gitu, ngapain kamu masih ngurusi b******n itu.” kepalanya terarah ke Andra. “Aku udah lupain semuanya kok.” Jawab Sherina santai. Mata Vasco melotot. “Semudah itu?!” tanyanya tak percaya. Sherina ngangguk, sedikit tersenyum dengan menatap Andra. “Seperti apapun, kita ini saudara. Andra pasti punya ala