Mata bulat Sherina melotot. Tangan yang menggenggam ponsel itu melemas. Menelan saliva dengan susah payah. Terasa usapan lembut dipinggang. “Yaang, kamu kenapa?” tanya Vasco yang duduk disampingnya. Sherina menatap Vasco, menggenggam tangan kekasihnya. “Mama ... mama, Vas,” ucapnya serak. Andra yang mulai khawatir, berdiri, berjalan mendekati Sherina. “Mama kenapa, Na?” tanyanya dengan panik. “Mama ... mama gantung diri.” Setelah mengatakan itu Sherina memeluk Vasco. menangis dibahu cowok yang menjadi sandarannya. Sementara Andra membeku ditempat. Seketika itu dunianya terasa runtuh dengan gelombang yang benar-benar menghantam hati. Tubuh Andra ambruk ke lantai, bertumpu pada kedua lutut. Semua tulangnya tak berfungsi dalam waktu singkat. Orang yang selalu menjadi prioritas utamanya t