Dengan sangat malas Sherina membuka mata. Hari ini jadwalnya masuk sore, jadi nggak perlu bangun terlalu pagi. Berpindah posisi, menarik kembali selimutnya hingga menutupi leher. Tempat yang terlalu nyaman untuk tidur. Seumur hidup, baru kali ini ia merasakan kemewahan. Kasur yang empuk lengkap dengan kamar ber-AC. Tersenyum dengan mata terpejam membayangkan jika memang akan menikahi Vasco. menjadi seorang putri yang tentu bisa membeli apapun itu. Matanya langsung melotot mengingat Vasco yang membeli swalayan Cae tempatnya bekerja. Segera ia bangun, merapikan rambut yang berantakan, berjalan sedikit berlari untuk keluar dari kamarnya. Tanpa mengetuk pintu lebih dulu, ia memutar handle, nyelonong masuk kekamar Vasco. Di lihatnya cowok tampan itu masih merem diatas ranjang. Segera Sherina