"Bagaimana dengannya?" Setelah tiga hari siuman, Citra baru bisa berbicara dengan lancar sekarang. Ia ternyata perlu banyak energi hanya untuk merangkai nada di pita suaranya. Bryan berhenti dari kegiatan menyuapi Citra dengan semangkuk bubur. "Siapa yang kau maksud?" "Ehh ... Anthony," gumam Citra mengingat-ingat nama pria yang sudah menembaknya itu. Jika diingat-ingat kembali, itu sangat sakit! Citra bahkan ingin berteriak saking sakitnya dan berguling-guling di tanah. Namun, dia sudah jatuh tak sadarkan diri lebih dahulu. Citra bersyukur belum sempat bertemu dengan malaikat Izrail dan kembali ke sini. Air muka Bryan menegang, raut wajahnya bercampur antara marah dan penuh rasa bersalah. "Dia dihukum penjara seumur hidup, aku yang menuntutnya." Citra terdiam sejenak, "Apa dia seoran