9 bulan kemudian. Langit mendung, pertanda hujan akan tiba. Jalanan menjadi macet karena banyak orang yang berlomba-lomba untuk segera sampai ke rumah dan beristirahat di sana. Lain halnya dengan Bryan, pria yang menjabat sebagai pimpinan grup raksasa yang kini justru tengah mondar-mandir di lorong rumah sakit dengan ekspresi cemas terpatri di wajahnya. "Bry! Bisa diem gak sih, capek tau Mama ngeliatin kamu mondar-mandir gitu sejak tadi." Ayunda memarahi Bryan yang memang tidak bisa diam. Pria itu lalu duduk di bangku rumah sakit menemani ibunya di sampingnya. "Gimana Bryan bisa diem, Ma—" "Iya Mama tahu, kamu pasti khawatir sama Citra iya kan. Tenang aja, kalau dihitung dari jumlah kontraksinya, sebentar lagi pasti akan dimulai." Ayunda berusaha menenangkan pria itu, namun bukannya te