Rahman masuk ke dalam rumah, ia duduk di sofa ruang tamu. Diusap wajah dengan kedua telapak tangan, ia mampu menahan gemuruh hati karena cemburu. 'Ingat, Man. Siapa dirimu, siapa? Kamu tak pantas menyimpan rasa ini. Enyahkan perasaan cintamu pada Aya. Hapuskan segera, sebelum tumbuh menjadi nafsu ingin memilikinya!' "Astaghfirullah al adzim ...." Aman menarik nafas dalam, lalu ia hembuskan perlahan. Memang tak mudah baginya, menepis rasa ada. Ia jatuh cinta pada Aya, sejak Aya menginjak remaja, namun ia simpan rapat cintanya, dan ia terima perjodohan dengan almarhumah ibu Rahmi. Aman berusaha mencintai istrinya. Meski di sudut hati masih tersimpan cinta pertamanya, cinta untuk Aya. Saat menyadari kalau ia sudah jatuh cinta pada Aya, yang usianya baru belasan tahun. Aman merasa kalau dir