Di kamar Aska. Aska sudah berbaring di atas ranjang. Asifa duduk di tepi ranjang. "Bang ...." "Apa, Nyonya?" "Apa perjodohan Aya, dan Adit tidak membuat Aya tertekan?" "Kenapa kamu berpikir begitu, Nyonya?" "Entahlah ... aku hanya takut, Aya seperti Rara, menyimpan dalam cinta yang dia rasa, demi untuk membuat kita bahagia." Tangan Asifa bergerak, memijit kaki Aska. "Aku tidak memaksa, keputusan tetap ditangan Aya." "Itu juga yang terjadi pada Rara, dan Razzi, Tuanku. Kenyataannya mereka menyimpan rapat perasaan cinta di antara mereka." "Jika benar adanya, ada seseorang yang Aya cinta. Jika pria itu memang jodoh Aya, pasti akan Allah tunjukan cara mereka untuk bisa bersama. Seperti Razzi, dan Rara." "Itu juga harapanku, Tuan." "Berbaringlah, Nyonyaku pasti lelah mengurus ruma