“BALI I’M COMING!!” Siska dan Sely berseru kegirangan sementara di belakang mereka, Maria hanya bisa menunduk, berpura-pura tidak mengenal kedua gadis itu. Ketiga gadis itu baru saja turun dari pesawat. Meskipun itu malam hari, suasana bandara masih cukup ramai. Suara kencang membuat beberapa orang menoleh. Sebagian dari mereka menggelengkan kepala menyaksikan keseruan anak muda. Sebagian yang lain mencibir dan menyebut mereka kampungan. “Biarin, ini kita memang lagi sumpek. Saraf-saraf di otak lagi kusut kayak benang jahit yang ditarik si Oyen, dibuat mainan. Bodo amat ama penilaian orang,” ucap Sely saat Maria menyenggol lengannya. Maria menghela nafas, tersenyum kikuk setiap kali matanya bersitatap dengan orang lain. “Lina udah dateng belum?” tanya Maria sambil celingukan mencari s