“Hai.” Jason tersenyum kikuk melihat reaksi Lina. Persis seperti yang dia bayangkan. Namun, dalam hati, dia merutuki kebodohannya. Sial! Apa dirinya tidak bisa memikirkan kata lain sebagai pembuka? Dia terdengar seperti remaja yang bertemu crush-nya. ‘Menggelikan! Ingat berapa umurmu, Jason!’ umpatnya dalam hati. Meski begitu, Jason tetap mempertahankan wajahnya yang tenang. “H-hai, Pak.” Lina menelan ludahnya dengan kasar. Matanya mengerjap. Sikapnya sangat kaku. Tanpa sadar, dia melirik ke belakang Jason, berharap muncul seseorang di sana, tapi sepertinya tidak mungkin Jason mengajak Brian ke tempat seperti ini. Tempat ini tidak cocok untuk anak-anak. Ingin sekali dia bertanya. Bagaimana kabar Brian? Bagaimana sekolahnya? Apakah dia baik dan sehat? Dan yang terpenting, apak