Pengorbanan

1294 Kata

         Qiana membuka kedua matanya. Entah berapa jam ia tertidur, ketika ia bangun, Glen sudah tidak ada. Ia juga bukan lagi tidur di atas sofa. Seperti ingatan terakhirnya sebelum tertidur, melainkan tidur di sebuah kamar yang sama sekali tidak pernah ia lihat. Qiana yakin sekali Glen semalam memindahkannya ke kamar tersebut. “Glen?” teriaknya, berlari keluar kamar menuju ruang tengah tempatnya tidur semalam. “Glen, lo di mana?” Suasana di bawah memang sangat sunyi. Udara yang dingin juga menambah kesan mistis. Gadis itu mulai merasa takut tentang ruang bawah tanah yang selalu memunyai cerita mistis yang menakutkan. Di saat seperti ini ia benar-benar membutuhkan Erlangga di sampingnya. Mendadak Qiana ingin menangis dan memanggil cowok itu, lalu membawanya keluar dari tempat itu. Tap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN