“Gue mau ngomong sama lo!” tegas Sean, membuat Wiwi yang sedang asyik dengan ponselnya terkaget. Sebelumnya tidak pernah seorang Sean Alexy mengajaknya berbicara. “Ya, Sean. Ada apa?” “Ikut gue!” Sean berjalan mendahului, Wiwi pun mengikutinya. “Lo masih jauhin Qiana?” tanya Sean, ketika mereka sudah berada di taman belakang sekolah. Wiwi terdiam, mau jawab apa? Kenyataannya mereka berdua memang sudah tak pernah saling tegur sapa. Padahal Wiwi tahu Qiana selalu berusaha memperbaiki semuanya. Terbukti waktu ulangan fisika beberapa bulan yang lalu, Qiana memberikannya contekan melalui pesan di ponselnya. Sebenarnya Wiwi sangat berterima kasih, tapi keegoisan dalam dirinya, membuat gadis itu menahan diri untuk sekadar mengucapkan terima kasih. “Ada satu hal yang harus