“Arrgghhh!” Erlangga menjambak kasar rambutnya. Setelah perdebatannya dengan Qiana tadi, ia langsung pulang. Dan sekarang Erlangga sedang ngamuk-ngamuk nggak jelas di rumahnya. Membuat Reynan, sang kakak menggelengkan kepalanya. “Lo itu kenapa sih, berisik banget!” Reynan sebal. Ia tidak bisa konsentrasi mengecek>Erlangga terdiam. Wajahnya kusut seperti baju yang belum disetrika satu tahun. “Ada masalah sama Qiana?” tanya Reynan. “Tuh cewek kok nyebelin banget!” rutuk Erlangga kesal. “Lo ngatain Qiana nyebelin? Gue hajar lo!” ledek Reynan. “Gue serius. Gue kesel. Tuh cewek nggak mau dengerin kata-kata gue. Masa iya gue harus kurung dia di kamar gue?” sungutnya. “Lo kata Qiana penjahat, dikurung segala?” “Dia tuh. Arrgghhh!” Lagi-lagi Erlangga menjambak rambut