Erlangga or Sean

903 Kata

Kepalanya masih terasa berat. Semalam Qiana tidak bisa tidur, pikirannya terus melayang memikirkan Erlangga dan Sean silih berganti. Tapi karena ia sudah berjanji pada Sean, ia harus bangun pagi dan pergi ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum ia sekolah.  Qiana membawa bubur hangat untuk Sean, ia disambut hangat oleh kedua orang tua Sean.  “Makasih, Nak, kamu sudah ke sini pagi-pagi sekali,” ucap Mamanya Sean senang. Qiana tersenyum tipis. “Sama-sama, Tante.” “Kamu pasti sangat istimewa buat Sean. Tante bisa lihat, dari cara dia nyeritain kamu. Dia sangat bahagia. Tante belum pernah melihat Sean seantusias itu ketika menceritakan seorang gadis.” Mama Sean menatap hangat pada Qiana. “Kami hanya berteman, Tante. Kami bersahabat,” jelas Qiana. Ia tidak mau ada kesalahpahaman tentan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN