Perlahan, Qiana membuka kedua matanya. Ia menatapsekelilingnya. Gadis itu membelalakkan kedua matanya. Saat ini ia berada di sebuah kamar. Waduh ini kamar siapa? Qiana turun dari ranjang, lalu menatap foto yang terpajang di dinding berwarna kayu itu. Lucu. Qiana menyunggingkan senyumnya ketika menatap wajah kedua bocah berusia 5 tahun. Mereka sedang berpegangan tangan. Pasti ini Kak Reynan sama Erlangga. Wajah kedua bocah itu tembem dan sangat menggemaskan. “Sayang!” Erlangga mengagetkannya, dan memeluknya hangat dari belakang. “Lang, ih!” protes Qiana. “Udah kenyang bobonya?” Cowok itu menyimpan dagunya di atas pundak gadis itu. Qiana gugup. Berada sedekat ini bersama Erlangga membuatnya berpikir ke mana-mana. “Lang, lepasin,” protesnya lagi. “Kenapa sih, ganggu aja.” Erl