Kabar Menyakitkan

1510 Kata

Sepanjang perjalanan, aku banyak merenung dan itu membuat Papa marah. Akhirnya, mau tak mau Papa menggantikan posisi menyetir karena tidak mau mengambil risiko. Entahlah. Perasaanku mendadak tidak tenang dan gelisah. Bahkan, jantung ini dari tadi berdebar tidak karuan. Pikiranku terpaut pada keberadaan Karin sekarang. Di mana dia? Sedang apa? Apa dia juga merindukanku seperti aku merindukannya sekarang? Maafkan aku, Karin. Aku menyesal atas semuanya. "Kenapa kamu nangis?" "Tidak apa-apa, Pah," jawabku dengan suara sedikit serak, lalu menyeka air mata dan memalingkan wajah. Aku terlalu hanyut memikirkan tentang keberadaan Karin. Hingga tanpa sadar, mobil yang dikemudikan Papa sudah sampai di parkiran rumah sakit. Dalam hati, aku terus bertanya tujuan Papa membawaku kemari. Terlebih lag

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN