Mimpikah Aku?

1499 Kata

Setelah mengurus administrasi dan membayar uang mukanya, Mama pun segera ditangani. Usai operasi, Mama masih membutuhkan waktu untuk bisa sadar kembali. Kini, Mama suah dipindahkan ke ruang perawatan kelas satu. "Kopi, Pah." Aku menyodorkan satu cup coffe pada Papa yang baru bangun tidur. "Kamu sudah salat subuh?" tanya Papa setelah menyeruput kopi tersebut. "Sudah. Ini tadi mampir ke kantin sehabis dari musala." Aku duduk di kursi samping brankar Mama. "Kamu sudah pikirkan dari mana sisa uang yang akan kita bayarkan, Mal?" Aku menggeleng. "Apa kita perlu pinjam uang pada orang lain? Nanti Papa coba hubungi teman dan kerabat kita. Siapa tahu mereka bisa bantu." "Jangan, Pah! Mereka pasti tidak akan mau kalau kita pinjam terlalu besar. Lagipula, akan sulit membayarnya dengan pekerjaa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN