Menyerah

1944 Kata

"Pah, ada yang perlu aku beritahu pada Papa," kataku sembari mengambil posisi duduk di teras. Papa yang tengah menyuapi Mama menoleh lalu meletakkan mangkuk di dekat gelas yang ada di meja bulat kecil. "Soal apa?" "Karin masih hidup, Pah." Papa terdiam sejenak lalu menggeleng. "Istighfar, Malik. Sudah lama Karin pergi. Seharusnya kamu sudah bisa mengikhlaskannya. Tidak baik terus-terusan berhalusinasi seperti itu. Raih masa depanmu. Jangan terus meratapi masa lalu. Jadikan saja pelajaran untuk ke depannya." Aku tersenyum. "Aku sudah tahu kalau Papa tidak akan percaya kata-kataku. Tapi keyakinanku selama ini sekarang terbukti, Pah. Allah mengabulkan doa dan harapanku," ujarku lalu mengotak-atik ponsel dan menyodorkannya pada Papa. "Lihatah dengan jelas." Papa menerima ponsel, memicing

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN