Bertepatan dengan aku yang selesai berbicara dengan Marco, Papa masuk. Tangannya menjinjing satu kantong plastik putih. "Apa itu, Pah?" "Roti. Nanti kan Papa pulang dulu, besok pagi baru ke sini lagi. Makanya, Papa belikan roti takutnya kamu lapar kalau malam," ujarnya sembari meletakkan kantong plastik tersebut di nakas. "Dokter Fandi bicara apa saja? Cukup lama juga, ya. Papa sampai pegal tunggu di luar tadi." "Iya. Dokter Fandi banyak bercerita tentang Karin." "Karin? Kenapa Dokter Fandi bisa tahu tentang Karin?" Papa terlihat heran. "Dokter Fandi itu pria yang selama ini kusangka suami barunya, tapi ternyata bukan." "Maksudmu? Dia suami barunya Karin?" tanya Papa memastikan. "Aku memang sempat menyangka seperti itu, tapi salah. Dokter Fandi dan Karin belum menikah. Dia hanya ber

